Light and Shadow ~ Chapter 02

March 30, 2015 Oyen 0 Comments


Eru yang terbaring pingsan di depan rumah tersebut, diangkat ke dalam rumah oleh seorang laki-laki yang menemukannya. Rumah tersebut merupakan rumah keluarga bangsawan Fazte yang memimpin kota air yang bernama Aquatic Palace.

Aquatic Palace terletak di sebuah pulau kecil di sebelah selatan Wilayah kepulauan kerajaan Symphnoph. Aquatic Palace merupakan kota yang tidak terlibat perang, karena selain pulaunya yang terpencil, pulau tersebut juga dilindungi oleh air tanpa batas yang mengelilinginya dan membentuk menyerupai tembok tinggi, sehingga setiap orang yang hendak masuk kesana haruslah melewati pintu gerbang utama di sebuah pelabuhan kecil di pinggir pulau. Rumah keluarga Fazte bermodel bangunan klasik bercat putih dan beratap merah. Pintu gerbangnya pendek dengan pagar bertembok warna putih dan terdapat air yang mengalir dengan indah pada salah lubang di tembok tersebut. Pintu rumah itu besar dan terlihat berat, yang diapit dengan 2 jendela besar yang dihiasi tanaman berwarna hijau, serta ada sebuah taman kecil dengan kolam yang mengalir di depan rumah tersebut.

Eru dibaringkan di sebuah kamar yang cukup luas, ruangan tersebut bernuansa klasik memiliki 1 kasur bertirai merah dengan ukiran-ukiran pada tepi-tepi kasur tersebut.

“Siapa anak itu Loan?” seorang wanita yang terlihat sedikit tua masuk ke dalam ruangan tersebut, dan menyapa laki-laki yang menolong Eru, bernama Loan von Fazte, seorang anak dari bangsawan Fazte. Laki-laki tersebut memiliki rambut pirang yang cukup panjang dan dikuncir dengan pita berwarna biru langit, memiliki mata berwarna hijau emerald. Loan termasuk laki-laki yang tinggi, dan memiliki postur tubuh yang bagus.

“Aku menemukannya di depan rumah ibunda,” kata Loan dengan sopan kepada ibunya. Ibunya Loan bernama Lisanna, walaupun dia sudah berumur 40-an namun wajahnya masih terlihat muda dengan hampir tidak ada keriput di wajahnya.

“Di depan rumah? Siapa dia?”

“Tidak tahu, ibunda, tapi dia memakai anting bertanda Shadow,”

“Apa dia mata-mata Shadow?” kata Lisanna sedikit kaget dan takut.

“Hmm, dari intuisi ku dia bukan mata-mata, lagian tidak mungkin kalau mata-mata dia dengan terang-terangan menunjukkan lambang Shadow dengan memakai anting itu,”

“Ia juga sih,”

“Ughh, ..” Eru mendesah dan seperti merasa kesakitan, “Ayah, ibuu..,” air mata keluar dari mata Eru.

“Sepertinya dia sedang mimpi buruk,” keringat keluar dari kening Eru, dan Loan menyeka keringat Eru dengan sapu tangannya.

“Ibunda mau memberitahukan pada ayah,”

“Baik, ibunda,” Lisanna keluar dari ruangan itu dan meninggalkan Loan bersama Eru. Loan mulai menganalisa Eru, dilihat dari baju yang dipakai Eru, Loan mengetahui dia adalah seorang bangsawan yang kaya karena pakaian yang dipakai Eru terbuat dari bahan sutra mahal, dan motif renda yang hanya dipakai oleh bangsawan. Tapi Loan masih bingung dengan anting yang dipakai Eru tersebut.

Beberapa saat kemudian Eru mulai tenang, dan wajah Eru mulai cerah. Loan menaruh tangannya di kening Eru, lalu menyentuh pipinya. Saat itu Eru yang mulai mendapatkan kesadarannya berpikir
Siapa? Tangan yang sejuk,’ Jari Eru mulai bergerak sedikit, dan Loan menyadarinya. Loan langsung menarik tangannya, “..j-jangan,” Loan tersentak. Eru membuka matanya dengan perlahan. Lalu Eru hendak bangkit dari tempat tidurnya dengan lemah.

“Pelan-pelan saja,” Loan membantunya duduk.

“Ini dimana?” Eru mengeluarkan suaranya yang terdengar lemah.

“Ini di rumahku, kediaman Fazte, Aquatic Palace, wilayah Light, namaku Loan von Fazte, namamu siapa?” tanya Loan dengan sopan.

“Nama? Namaku Eru, Eru..,” Eru langsung terdiam karena dia cuma mengingat namanya Eru.

“Salam kenal Eru, kamu berasal darimana?” Loan mengingat sesuatu, dan sepertinya nama Eru mirip seperti nama putri Symphnoph.

“Asal? ... aku darimana? .. maaf, aku tidak bisa mengingatnya,” Eru tidak dapat mengingat apapun selain namanya, Eru melupakan ingatannya.

“... hmm, baiklah Eru kamu istirahat dulu saja,” Loan memapah Eru untuk tidur dan beristirahat.

“Terima kasih kak Loan,” Eru memejamkan matanya kembali, dan Loan sedikit terkejut karena dipanggil kakak. Loan keluar dari ruangan itu dan menuju ke ruangan kerja ayahnya. Di ruangan itu terdapat meja kerja dan di dekatnya ada meja dan sofa yang biasa dipakai untuk menerima tamu dan minum teh.

Di sofa, ayah Loan yang bernama George sedang duduk bersama Lisanna.

“Hmm, anak perempuan yang memakai anting berlambang Shadow?”

“Ayahanda, barusan anak perempuan itu bangun,”

“Bangun? Bagaimana? Sudah tahu siapa dia?” tanya Lisanna dengan tidak sabar.

“Dia lupa ingatan ibunda, dia hanya mengingat namanya Eru,”

“Ayah, jangan-jangan dia hanya pura-pura lupa ingatan, bagaimana ini?” Lisanna panik, dan langsung memegang lengan George.

“Hmm, sebaiknya kita memanggil dokter untuk mengeceknya, Loan panggil Dokter Juno untuk besok,” karena hari itu sudah malam mereka memutuskan untuk menunggu sampai besok, dan Loan menjaga Eru pada malam itu.

Keesokan harinya, dokter Juno datang ke kediaman Fazte, Juno menanyakan beberapa pertanyaan pada Eru, saat itu Eru raut wajah Eru sudah lumayan cerah. Dan hasilnya, Eru tetap hanya bisa menjawab namanya karena dia benar-benar tidak ingat apapun selain namanya. Tiap Eru berusaha untuk mengingat sesuatu, kepalanya terasa sakit dan berat. Namun ada sesuatu yang menarik saat Dokter Juno bertanya mengenai anting yang dipakai Eru. Saat dokter Juno hendak memegang antingnya, Eru langsung menepis tangan dokter Juno dan langsung berteriak.

“Jangan disentuh! ... Maaf,” Eru langsung sadar akan kemarahannya, namun dia tidak tahu kenapa dia marah, tapi dia hanya merasa bahwa anting tersebut sangat berharga baginya. Lalu dokter Juno keluar dari kamar Eru dan segera melaporkannya pada George.

“Bagaimana dokter?” Dokter Juno menggelengkan kepalanya dan menghembuskan nafas panjang.

“Dia hanya mengingat namanya, sepertinya ada sesuatu yang tidak ingin diingatnya, tapi anting bertanda Shadow itu, dia merasa kalau anting itu sangat berharga baginya,” dokter Juno menceritakan semua yang terjadi pada saat dia bertanya pada Eru.

“Kalau begitu, sepertinya dia benar-benar tidak dapat mengingat apapun,” kata George dengan tenang.

“Oh ia, ngomong-ngomong soal hal aneh yang terjadi ini, tadi pagi banyak rumor yang tersebar di seluruh wilayah, rumor mengenai kota Symphnoph telah jatuh.., 2 hari yang lalu ada pedagang yang mau berjualan disana, namun kerajaan Symphnoph telah beku menjadi es,”

“Apa?! Beku? Bagaimana penduduk, raja, dan ratu disana? Putri?”

“Nah, hal tersebut masih belum bisa dipastikan karena kerajaan tersebut telah menjadi sebuah bongkah es besar,”

“Ayahanda, apakah ayah pernah kesana melihat wajah putri?”

“Hmm, tidak pernah Loan, karena kita warga Aquatic Palace tidak pergi ke acara ulang tahun putri ke-12 itu diakibatkan cuaca yang sangat buruk untuk berlayar,”

“... Aku punya firasat bahwa Eru adalah Eru Alcate, putri Symphnoph, dilihat dari pakaian yang dipakainya, dia memakai pakaian yang mahal,” lalu Lisanna mulai membuka suaranya.

“Sebaiknya kita menutupi tentang latar belakangnya, kalau dia memang benar-benar Eru Alcate, sebaiknya kita merahasiakan tentang kota kelahirannya dan ingatannya, .. dia masih kecil ayah, sebaiknya kita anggap dia sebagai anak kita saja,” Loan dan George agak kaget dengan keputusan Lisanna itu.

“Lisanna..,”

“Lagipula aku memang ingin anak perempuan,” kata Lisanna dengan tersenyum, Loan dan George akhirnya setuju, dan Eru diangkat anak oleh keluarga Fazte.

Eru diangkat menjadi salah satu bagian dari keluarga Fazte, di umur 12 tahun Eru yang kehilangan ingatannya hidup dengan bahagia dibawah perlindungan keluarga Fazte dan penduduk sekitar yang sepakat untuk menutupi identitas asli Eru.

Lima tahun berlalu sejak kejadian tersebut, Eru masih kehilangan ingatannya karena keluarga Fazte dan penduduk sekitar menganggap Eru hanyalah seorang gadis biasa yang merupakan salah satu bagian dari keluarga Fazte untuk menutupi asal usulnya. Di umurnya yang ke 15 tahun, Lisanna mulai mengajarkan Eru mengenai tata krama bangsawan, dan mengajarinya tarian. Loan juga mengajarkan sedikit mengenai ilmu pedang, namun Eru sangat bodoh dalam memegang pedang, walaupun yang dia pakai hanyalah sebuah rapiers yang tidak terlalu berat. Selama 5 tahun ini pula, misteri kota Symphnoph tersebut masih tidak terpecahkan selama Eru masih kehilangan ingatan.

Di suatu tempat yang gelap.

“5 tahun berlalu akhirnya kekuatanku pulih kembali,” kata seorang pemuda dengan balutan perban di seluruh tubuhnya sambil mengertak meja di didekatnya, “semua gara-gara perempuan itu, mengeluarkan cahaya yang hampir membuatku mati, aku harus ke tempat tuan,” lalu dia berdiri dari kursi yang diduduki nya menuju ke tempat tuannya.

“Oho, Riez, senang melihatmu telah pulih,” kata sesosok gelap dengan suara yang sedikit berat dan terdengar tua renta.

“Ya tuan, setelah 5 tahun akhirnya kita bisa melanjutkan rencana itu,”

“Aku juga telah menemukan dia, dan mengirimkan sebuah kejutan kecil, hoho,” katanya sambil tertawa.

LaQuor saat itu, 5 tahun yang lalu setelah kejadian runtuhnya Symphnoph sampai ke wilayah Shadow, penduduk LaQuor tidak hanya terkejut, mereka merasa telah memenangkan perang ini. Sejak saat itu beberapa wilayah Light dan Venti telah menjadi bagian dari Shadow. Wilayah yang selamat hanyalah ibukota Venti, Ederion.

“Ash,” kata seorang lelaki tua yang terlihat seram.

“Ya, ayah, ada apa?”

“Ayah merasa sekarang saat yang tepat untuk kamu memilih calon pendampingmu,”

“...,” Ash hanya terdiam saja karena selama 5 tahun yang dipikirkan nya hanya Eru dan dia berusaha mencari informasi mengenai Symphnoph secara diam-diam, namun tidak berhasil menemukan satupun petunjuk.

“Sekarang ayah sudah tua, dan sekarang kita hanya perlu menjadikan wilayah Nymph sebagai wilayah kita, dan untuk itu butuh pemimpin muda untuk memimpin semua wilayah-wilayah yang besar ini,”

“Ayah, aku permisi dulu,”

“Ash, pikirkanlah baik-baik,” Ash keluar dari ruangan itu, dan mengeluarkan sebuah jimat dari kantongnya, jimat tersebut merupakan bunga Riseria kering dari Eru 5 tahun yang lalu

“Eru, apa kamu baik-baik saja, aku terus menunggumu disini,” katanya sambil mencium bunga tersebut. Ash yang telah berumur 20 tahun tumbuh menjadi laki-laki yang gagah dengan rambut hitamnya yang sedikit memanjang.

Kembali ke taman belakang kediaman Fazte, dimana tempat tersebut digunakan Loan untuk mengajarkan Eru menggunakan rapiers nya dengan baik dan benar, selama 2 tahun diajarkan Eru sama sekali tidak ada kemajuan.

“Eruuu, kamu ini benar-benar payah,” kata Loan sambil menjitak kepala Eru, dan rapier nya pun langsung terjatuh

“Aduh, sakit kan,”

“Udah berkali-kali dibilang, fokus kalau lagi pegang rapier dan jangan sampai lepas dari pegangan, ini baru dijitak sedikit pegangan langsung lepas, lakukan latihan pegang dan menebas dengan rapier sebanyak 100 kali lagi!” kata Loan dengan nada sedikit marah pada Eru.

“Apa?! 100?! Gaaaa mauuu,” Eru langsung berlari masuk kedalam rumah.

“Eruuu!!” Loan pun langsung mengejarnya dan Eru pun tertangkap, “Kamu yaa,” kata Loan sambil menjitak Eru lagi.

“Aduh, udah ah kak Loan,” lalu Loan menggelitik Eru, “hahahaha, stop- stop, hahaha,” walaupun Eru dan Loan bukan saudara asli tapi mereka menjadi akrab layaknya kakak dan adik kandung.

“Ga ada ampun bagi anak nakal, hahaha,” Loan masih terus menggelitik Eru.

“Cukup ah, aku mau ke pasar,” lalu Loan pun melepaskan Eru.

“Ke kota? Jalan-jalan lagi?”

“Yaa,” Eru selalu senang untuk jalan-jalan ke pasar dan bertemu dengan penduduk sekitar yang baik kepadanya.

“Baiklah, hati-hati Eru,”

“Daaah kak Loan,” Eru pun berlari keluar rumah menuju ke pasar dimana para penduduk sekitar tinggal.

“Dasar, padahal 5 tahun yang lalu dia sangat tertutup dan selalu merasa ketakutan,” Loan tersenyum mengingat kejadian 5 tahun lalu. Lalu Loan menuju ke tempat ayah dan ibunya.

‘Tok tok,’ Loan mengetuk pintu, “Ayahanda,”

“Ya, masuk,” lalu Loan pun masuk ke tempat kerja ayahnya, disana George dan Lisanna sedang duduk sambil minum teh dan Loan pun ikut duduk disana, pelayan keluarga Fazte langsung menyediakan teh untuk Loan.

“Ayahanda, Ibunda, apakah sebaiknya..,” lalu dengan sangat tiba-tiba, terjadi gempa yang sangat dasyat di kota Aquatic Palace, lantas George, Lisanna dan Loan pun panik.

“Ada apa ini?!!”

“Kenapa tiba-tiba ada gempa?!” Mereka pun cepat-cepat keluar dari kediaman mereka.

Saat mereka keluar dari kediaman mereka, terlihatnya monster raksasa yang berada tepat di pasar kota Aquatic Palace. Monster tersebut bertubuh seperti Orc, berwarna hijau dan gendut, dengan kepala yang ditutupi besi dan matanya terlihat berwarna merah darah, dengan tangan yang memiliki cakar tajam.

“Makhluk apa itu?!”

“Dia di pasar.. Eru!!” Loan langsung bergegas lari kepasar dengan membawa senjata rapiersnya.

Sebelumnya Eru sedang bersenang-senang di pasar sambil menyapa penduduk sekitar sana..

“Halo Eru, jalan-jalan lagi? Gimana pelajaran rapiersmu?” tanya bibi Ruu dengan nada agak mengejek.

“Ah bibi, sudah tau lah pasti latianku kacau, hahaha,” bibi Ruu membuka kedai teh di kota Aquatic Palace tersebut, bersama suami ada anaknya yang masih berumur 3 tahun.

“Ayo Eru, masuk ke dalam, kita minum teh bareng sambil bercerita,”

“Baik, bibi, terima kasih,” kata Eru girang dan masuk ke kedai tersebut untuk minum teh. Akhirnya mereka asik ngobrol bersama, sampai gempa terjadi.

Mereka semua keluar dari kediaman masing-masing dan melihat ada suatu lubang hitam muncul di tengah-tengah pasar, tepatnya di dekat air mancur kecil tempat para penduduk untuk mengadakan festival ataupun acara-acara kecil.

Dari lubang tersebut muncullah monster berbadan besar tersebut, para penduduk yang panik langsung berlarian dan berteriak. Lalu monster tersebut mulai menyerang dan merusak apapun yang menghalangi jalannya.

“Eru, ayo cepat lari,” kata bibi Ruu.

“....,” Eru hanya bengong tanpa suara dan seluruh badannya gemetar, dia seakan ingat sensasi ini. Di dalam ingatannya seperti mengingat sesuatu hal yang mirip dengan kejadian ini.

“Eruu, ayo cepat,” bibi Ruu pun menarik Eru, dan mereka pun berlari.

Monster tersebut melihat ke arah Eru, dan dengan segera berjalan menuju gadis tersebut. Lalu bibi Ruu segera berlari dengan cepat sambil menarik Eru.

Karena Eru berlari sambil gemetaran akhirnya pegangan tersebut terlepas dan diapun terjatuh

“Eruu!! Ayo cepat kemari,” bibi Ruu yang panik hendak menolong Eru namun monster tersebut telah berada di belakang Eru dan bayangannya telah menutupi Eru.

Eru yang terjatuh segera membalikkan badannya dan berhadapan dengan monster tersebut dengan muka yang pucat pasi dan pikirannya masih berusaha untuk mengingat sesuatu.

Detik itu juga, monster tersebut hendak mencakar Eru dengan cakarnya.

“Eruuu !!!” Loan yang saat itu baru datang, langsung panik dan berlari ke arah Eru namun hal itu sudah terlambat.

“!!!” Eru tersadar dari pikirannya, “Tidakk!!!!” sebuah cahaya putih kembali muncul dari liontin Eru, dan kesadaran Eru dibalut oleh cahaya putih tersebut.

“Halo, Eru.. akhirnya kita bertemu,”

You Might Also Like

0 comments:

Support Me